Kamis, Maret 05, 2009

AREP NGIRIT MALAH NGOROT-OROT!


Hehehehe… judul postingan hari ini “ajaib” yach?!! Tumben-tumbenan pakek bahasa Jawa segala? Hahahahahaha…!! Habis, saya nggak nemu padanan yang pas sih dalam bahasa lain?
(Sunda, Indonesia, Padang, Inggris, Arab)

Kalimat yang saya pilih sebagai judul itu adalah kalimat jadul yang sering diucapkan oleh ibu saya zaman majapahit dulu (hiks, jadi ketahuan nih masa hidupku)! Yang artinya, maunya ngirit, malah jadi boros/ morotin. Lho, kok bisa???!!! Hehe..

Contohnya gini aja deh… seumpama kita mau beli barang, yang kelihatan bagus dan murah. Pasti kita tertarik khan? Di Solo banyak tuh baju/celana batik harga 5000-an (buset dah, murrrah banget khan?!). Tapi ya itu, dipake sekali, dicuci sekali, langsung sobeeeek… semua! Hahaha, jadi cost per usage-nya ya 5000rups/day itu. Padahal kalau kita mau beli yang harganya mahalan (100 ribu, misalnya); meskipun kelihatanya total belanja kita melipat hingga 20 kali, tapi coba deh, itung cost per usage-nya dalam hitungan harian…. Dijamin lebih murah sampai 2-3x lipat!

Nah lho, terus apa dong, hubunganya dengan blog ini? Khan ini blog copywriting? Bukan blog wealth-management?! Hahahahahaha..!! Amazingly, there’s a connection!

Ketika masih bekerja dan tinggal di Surabaya dulu, ada banyak… sekali agency yang nggak punya copywriter. Kenapa? Karena mereka menganggap pekerjaan nulis naskah itu gampaaang… semua orang bisa lakuin! Khan semua orang bisa nulis? Itu udah cukuuuup….! Gitu kali yang ada di fikiran mereka. Nah, baru ketika overloaded, mereka mencari freelancer. Saya nggak tahu deh, apa sekarang masih begitu, tapi kayaknya kesempatan jadi freelance writer di sana masih tetap terbuka lebar tuh?!! Soalnya saya yakin, orang Surabaya yang punya “otak dagang banget” begini masih banyak, dan begitulah… mereka akan “ngirit” overhead dengan meniadakan jabatan “copywriter” di kantor.
“Toh, nulis kata-kata khan bisa disambi oleh AE atau desainer! Efisiensi, rek!”
gitu mungkin pemikiran para pedagang (ooops…pengusaha) periklanan local ini.

Kenapa saya seyakin itu?

Lha wong, beberapa bulan lalu saja saya nemu 2 perusahaan kecil di bilangan Jakarta Barat yang memiliki pemikiran seperti itu kok?!!! AE dan graphic designernya pada mengeluh begitu kepada saya… (akhir-akhirnya sih pada minta ditolonign cariin freelancer…)

Yaa... kalau perusahaan kecil sih bisa dimaklumi deh - secara saya juga pernah punya - jadi mafhum paham deh, mereka pemodal cekak. Tapi yang ajaib, pemikiran begini juga bisa lho menghinggapi direktur perusahaan besaaaar… banget yang udah berskala nasional?! Sumpah!

Saya sampai terheran-heran ketika perusahan besar yang bergerak di bidang healthy food ini membuat materi komunikasi sendiri, dengan naskah yang ditulis sembarangan oleh berbagai macam orang dalam perusahaan itu: brand manager, R & D technical, account executive, graphic designer, bahakn mungkin salesman-nya juga kali ya?!!

Gila. Tidakkah mereka pernah mendengar kalimat “arep ngirit malah ngorot-orot…?!!” ogah membayar gaji copywriter, tapi at the end of the day, mereka malah mengalami kerugian yang mungkin nilainya lebih dari gaji copywriter selama 10 tahun!!

Kok bisa???!!!!

Silahkan baca kelanjutan artikel ini di forum copywritingskill.com …..

1 komentar:

agung anugrahjati mengatakan...

hemmm asik juga ya jadi copyrwiter? mudah2an sukses lancar barokah... amin..