Minggu, Desember 21, 2008

Mati Angin


Dua minggu terakhir ini suhu udara di tempat saya gak jauh-jauh dari angka -32℃. Ya.. minus 32 derajat Celcius. Dibanding tahun-tahun lalu, musim dingin yang saya lalui saat ini benar-benar menguji mental. Salah satunya, saya kena sindrom mati angin. Badan malas bergerak tapi otak tak berhenti berputar. Maunya meringkuk di balik selimut terus karena suhu yang super nyebelin dinginnya. Mau beraktivitas kok rasanya waktu sebentar sekali. Pukul 8 pagi, langit masih gelap. Pukul 5 sore sudah seperti pukul 7 malam di Indonesia saja. 

Ternyata yang mati angin bukan saya sendiri. Teman saya yang masih setia berkreasi di agency di Indonesia ternyata juga mengalaminya. Kalau dia sampai mati angin sudah pasti bukan karena didera suhu dingin, tapi karena terlalu didera pekerjaan. Dia merasa tidak sekreatif dulu lagi, bosan, blank. 

Dia sadar kondisi yang demikian harus cepat diatasi. Bagaimana mungkin anak departemen kreatif yang harus menelurkan ide-ide kreatifnya setiap saat malah mati angin, mati ide? Saya segera ingatkan dia: anak kreatif juga manusia, bukan? Manusia takkan pernah lepas dari yang namanya pasang surut. Kreativitas tidak mungkin muncul dengan sendirinya. Ia harus diasah dan diasuh selalu. Ia harus berada dalam situasi dan kondisi yang mendukung. Kalau  sang manusia sedang tidak berbahagia, stres atau lelah, bagaimana bisa memunculkan ide-ide brilian?

Ketika saya mengikuti sebuah training di Shanghai, saya berkesempatan "berguru" dengan para copywriter dan art director yang mendunia. Nama mereka ada di buku-buku andalan orang iklan seperti The Copy Book, contohnya. Di mata saya saat itu mereka itu seperti orang-orang mumpuni yang kreativitasnya tak pernah habis. Tapi di satu sesi, mereka mengakui kalau ada masanya mereka juga mati angin. 

Lalu apa yang mereka lakukan saat mati angin? Bagaimana cara mereka kembali di atas angin?
Jawabannya sederhana saja. Mereka bilang, matikan komputermu. Coba ingat-ingat hal sederhana apa yang bisa membuatmu senang. Lakukan hal itu segera. Nah, dasar orang kreatif, kesenangan mereka pun lumayan kreatif. Ada yang pergi ke bersepeda, memasak, ke pameran lukisan, duduk di taman hanya untuk mengamati orang yang lalu lalang, ada yang nonton film komedi. Biasanya mereka pun kembali di atas angin seusai melakukan hal-hal sederhana yang menyenangkan itu. Tapi Anda tetap mati angin, berarti saatnya ambil cuti sehari atau dua hari (terpaksa sebentar mengingat deadline yang tidak bersahabat!).

Nah... untuk saya sendiri, saya mencoba mengatasi mati angin saya saat ini dengan menulis blog ini. Semoga tulisan ini bermanfaat, ya!

Tidak ada komentar: