Kemarin di milis ada pertanyaan dari seorang fresh graduate, mengenai bagaimana cara menyusun portofolio. Weleh.. entah dia lulusan mana, tapi pertanyaan ini mungkin saja mewakili pertanyaan banyak orang yang ingin mencoba menjadi seorang copywriter!
Portofolio adalah sekumpulan contoh karya ciptaan kita. Untuk calon copywriter, bisa saja berupa cerpen, puisi, atau pun iklan bikinan/ rekaan sendiri. Yang dicantumkan dalam portofolio adalah karya yang kita banggakan, dan cukup mewakili kemampuan yang kita punya. Kalau kita punya karya yang tidak begitu memuaskan, sebaiknya jangan dilampirkan dalam portofolio! Ini mungkin hanya akan membuat kita terlihat buruk.
Seorang copywriter adalah seorang komunikator sekaligus seorang salesman, jadi sudah selayaknya ia mampu menjual dirinya sendiri kepada target marketnya (yaitu perusahaan/ creative director). Dan, media jualanya ya di portofolio itu…
Oke, kini anggaplah barang yang anda ‘jual’ itu adalah anda sendiri. Tanyakan, apa sih, kelebihan anda? Atas alasan apa kiranya, suatu perusahaan mau merekrut anda? Nah, bila alasan itu sudah ketemu, itulah yang perlu anda sampaikan! Itulah yang dalam analisa brand disebut strategi atau WHAT TO SAY nya. Gampang kan?
Nah, setelah kini anda tahu apa yang mesti anda jual, maka pertanyaan berikutnya adalah pertanyaan krusial lain: bagaimana cara anda menjualnya? Bagaimana anda mampu menarik perhatian si tukang seleksi surat lamaran itu. Bagaimana anda mampu menyentuh hatinya? Dengan cara apa?
Seperti yang pernah saya jabarkan dalam artikel saya berjudul “dari manakah sumber ide?”, di situ saya jelaskan bahwa ide bisa digali dari 2 sumber, yakni: produk (dalam hal ini adalah anda), dan target audience (dalam hal ini adalah si penyeleksi surat lamaran). Sehingga, sebaiknya lah anda mengetahui dengan benar kedua sumber ide itu dengan baik. Semakin baik anda mengetahui seluk-beluk kedua sumber ide tsb., maka akan semakin ‘kaya’ lah ide anda. Selain itu, akan semakin besar lah kemungkinan anda berhasil menyampaikan apa yang ingin anda sampaikan kepada orang yang tepat.
Saya pernah menerima portofolio yang sangat unik, yakni berupa plat nomer kendaraan atas nama dan no. telp. Si pelamar. Begitu saya menerimanya, langsung saya minta bertemu. Setidaknya, anak itu telah menunjukkan ‘hidung’nya dengan cara unik…
Ya, portofolio yang impresif adalah portofolio yang unik, lain dari yang lain. Itulah salah satu ‘senjata’ agar anda memiliki kesempatan untuk diwawancara. Setelah itu…? Tergantung bagaimana anda menghadapi wawancara itu sendiri! (wah.. bisa jadi judul postingan berikut nih..?)
Semoga manfaat…
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar