Rabu, April 01, 2009

DAMPAK KRISIS GLOBAL DALAM DUNIA PERIKLANAN


Tulisan ini sebenarnya “nggak gue banget”.. soalnya saya bukan pakar ekonomi dan juga bukan lagi pengusaha di bidang periklanan (baca: bukan lagi pemilik agency), sehingga pendapat saya mungkin aja nggak SHARP dan canggih. Tapi namanya pendapat, boleh aja khan? Dan karena saya selalu optimis, mungkin aura tulisan ini juga bakalan begitu! (hehehe…)

Tulisan ini ‘terpaksa’ saya buat karena ada anggota forum yang menanyakan tentang dampak krisis ini…

Krisis sekarang ini, beda dengan krisis tahun 1998. Krisis kali ini lebih banyak akibat hancurnya system ekonomi kapitalis Amerika yang banyak menggantungkan pergerakan ekonominya pada “kredit”, di mana uang/capital dianggap sebagai suatu komoditi. Efek pertama adalah jatuhnya harga-harga saham dan lembaga keuangan besar yang menjadi “guru” bagi ekonom seluruh dunia. Pokoknya, bagi mereka yang mendewakan system eknonomi kapitalis, saat ini sedang bener-bener shock karena semua kepercayaan mereka terhadap system itu udah goyah (kalo nggak mau dibilang runtuh). Intinya: untuk masyarakat Indonesia, krisis kali ini lebih ‘berasa’ untuk orang-orang super kaya yang menanamkan investasinya di bursa saham. Kekayaan mereka dilaporkan menurun hingga setengahnya, termasuk kampiun the Bakrie family. Lebih miskin, memang, tapi teteeep kuaaayyaaaa…! Begitulah.

Banyak pengamat ekonomi bilang, dampak krisis global ini akan mulai dirasakan oleh rakyat negeri ini di pertengahan tahun. Tapi, mulai sekarang banyak perusahaan yang sudah ancang-ancang untuk berlaku ‘ekonomis’: menunda kenaikan gaji, menunda pengangkatan karyawan baru, mengefisienkan pemakaian listrik dll. Saya bilang ancang-ancang lho, soalnya belum tentu benar tuh, dampak krisis ini akan dirasakan oleh SEMUA perusahaan… soalnya, dalam krisis ka nada peluang??! Jadi, kalau ada perusahaan yang ambruk, akan ada juga yang take advantage of that!

Kalao krisis tahun 98 dulu, yang menangguk untung adalah para eksportir. Sebab, dengan mengirim jumlah barang yang sama, mereka dapet pembayaran sampai 2-3 kali lipat! Loh?! Ya iya lah… wong dibayar dalam dollar, padahal dollar naiknya ajubilah, dari Rp 1600-an jadi Rp 9000 an. Bahkan sempet waktu itu dollar mencapai Rp 14 000!! Opo ora edan?!

Keadaan kini berbalik, para eksportir ini yang sekarang kelimpungan! Apa pasal? Karena krisis kali ini menerpa ‘orang-orang kaya’ alias ‘orang luar negeri’ pemberi dollar itu, maka terjadilah penurunan permintaan dari mereka. Jadinya: stock produksi menumpuk tak terjual, produksi dihentikan, karyawan di PHK (makanya, jangan mau jadi karyawan…!) dan menjerit-jerit minta bantuan pemerintah. Padahal waktu dapet untung berlipat di jaman krisis 98 dulu dieeeemmm aja tuh menikmatinya!
Lantas, di dunia periklanan, gimana?

Yang berfikir positif........(baca selengkapnya kelanjutan artikel ini di forum copywritingsill.com…)

Tidak ada komentar: