Rabu, November 26, 2008

THE POWER OF SLOGAN


Slogan yang dipelihara terus-menerus dalam kurun waktu yang lama hingga menjadi bagian dari brand identity, memiliki keunggulan tersendiri. Namun seringkali hal ini tidak disadari oleh pemilik brand, yang dengan mudahnya mengganti slogan yang sudah menancap kuat di benak konsumen.

Memang sih, alas an penggantian itu bisa sangat beragam dan masuk di akal. Misalnya, penggantian slogan Phillips dari “terus terang Phillips terang terus” (damn, I like it so much!) menjadi ……..(mbuh, aku nggak inget) karena Phillips sebagai sebuah umbrella brand untuk serangkaian produk elektronik tidk bisa terwakili dengan slogan terdahulu yang lebih merefleksikan kualitas lampu Phillips doang. Masuk akal ya? Namun tindakan sedemikian (bagaimana pun juga) menurut saya adalah tindakan yang mementahkan investasi yang telah dilakukan sebelumnya. Yup. Tindakan komunikasi pemasaran yang di dalamnya termasuk memperkenalkan slogan suatu merk, adalah sebuah investasi. Bahkan meskipun jika kegiatan itu hanya bersifat tactical.

Email blast berikut ini bisa memberikan kita gambaran, bahwa slogan yang kuat bisa menjadi identitas merk yang kuat, yang bahkan menjadi “bahasa” tersendiri untuk digunakan “cengengesan”…

Email blast ini bisa jadi promosi gratis bagi brand-brand yang dibawanya… Ngga tertutup kemungkinan loh kalau Unilever kelak melakukan hal-hal seperti ini: suatu cerita konyol ataupun menyentuh yang bakal melibatkan slogan-slogan brand mereka:
Sabun kecantikan bintang-bintang international
Play with beauty
Cara sehat untuk mandi
Membersihkan paling bersih
Dll.
Sehingga, cerita itu bisa menjadi bagian dari corporate campaign-nya Unilever…

Nah, coba simak kisah berikut…

Alkisah ada 3 orang saudara, sebut saja mereka Vira, Voni, dan Veni yang dinikahkan secara masal oleh orangtuanya. Setelah itu mereka pergi berbulan madu bersamaan. Kalau Vira pergi ke Pulau Batam, Voni pergi Ke Kepulauan Seribu dan
Veni si bungsu pergi ke Bali

Namanya orang Tua sayang sama anak, selama mereka berbulan madu kedua Orang Tua mereka minta dikirim kabar tentang segala yang terjadi selama mereka berbulan madu.

Tapi agar berita yang dikirim singkat dan tidak terlalu Vulgar, mereka menggunakan Kode/Sandi tentang moto-moto Iklan.
Supaya praktis dan murah, berita dikirim lewat SMS.

3 hari setelah kepergian anak mereka berbulan madu, diterimalah sebuah SMS... yang rupanya dari VIRA di Pulau Batam. Isi beritanya cukup sederhana, "STANDARD CHARTERED". Setelah membaca berita tersebut mereka mencari Iklan Standard Chartered di koran dan terbacalah tulisan besar berbunyi, "BESAR, KUAT dan
BERSAHABAT!" .
Tersenyumlah kedua orang tua mereka membaca berita dari Vira.

Hari ke 4 datang SMS kedua, yang rupanya berasal dari Voni di Kepulauan Seribu. Isi beritanya juga cukup singkat yaitu,"NESCAFE" . Setelah membaca surat tersebut, dengan tergesa-gesa kedua orang tua mereka mencari koran dan membaca Iklan NESCAFE yang berbunyi, "NIKMATNYA SAMPAI TETES TERAKHIR".
Maka kedua orang tua mereka pun tersenyum bahagia sambil sedikit haha.. hihi..

Hari ke 5 ditunggu tidak ada berita/SMS yang datang.
Hari ke 6 begitu pula tidak ada sebuah SMS pun.
Hari ke 7 begitu pula tidak ada kabar dari anak bungsu mereka si Veni yang berbulan Madu...

Memasuki hari ke 8... akhirnya kedua orangtua mereka menerima SMS juga dari Veni yang berbulan madu di Bali dan isi beritanya cukup singkat, " CATHAY PASIFIC". Segera kedua orang tua mereka mencari Iklan penerbangan Cathay Pasific yang ada dikoran, dan dijumpailah iklan penerbangan dengan tulisan besar:

"7 KALI SEMINGGU, 3 KALI SEHARI, 5 JAM NON-STOP"

Tidak ada komentar: