Ketika mudik kemarin, saya seolah-olah melakukan perjalanan Tour de Java melewati berbagai kota, dari Jakarta, Solo, Kediri hingga Surabaya. Selama itu pula, yang menemani kami adalah radio-radio local, yang tanpa saya sadari, telah ‘memperkaya’ diri saya dengan berbagai macam kebudayaan, insight dan warna-warni local yang tak terbayangkan sebelumnya.
Perjalanan itu pada akhirnya memperkuat keyakinan saya, akan betapa kuat sebenarnya pengaruh radio di daerah-daerah. Di komunitas-komunitas local. Sebab radio ternyata merefleksikan karakteristik social masyarakat di suatu daerah tertentu. Contohlah Surabaya, di mana ada sebuah radio yang nyaris tanpa musik (aneh bukan? Sebab kebanyakan orang mendengarkan radio karena ingin mendengarkan musik atau mencari hiburan). Namun, di sini TIDAK. Mereka justru mendengarkan stasiun radio SS ini untuk beritanya yang sangat actual!!
Seberapa actual sih..? Sangat, sangat. Bahkan lebih hebat dari siaran live di TV TV. Saya kasih gambaran ya…?
Suatu hari ada seorang pendengar yang menelpon ke stasiun ini karena kehilangan mobil. Dan pada saat itu juga sang penyiar langsung mengudarakan cirri-ciri mobil yang hilang. Apa yang terjadi? Beberapa detik kemudian ada penelpon yang mengaku melihat/mengenali mobil dengan ciri-ciri tersebut. Lantas penyiar langsung menghubungi pihak kepolisisn yang rupanya juga memantau stasiun radio yang sama. Nah… terjadilah di sini situasi pengejaran yang LIVE melalui suara! Menegangkan dan mencengangkan…!
Saya yang bukan orang asli Surabaya cukup terkejut dengan jiwa gotong royong dan sifat caring dari warga kota buaya ini. Saya nggak bisa membayangkan hal semacam itu terjadi di Jakarta. Tidak.
So, jelas sekali bahwa radio itu bersifat komunal. Nah…, bayangkan, bagaimana kalau kita beriklan secara cerdas di medium seperti ini…? Maka kita akan mendapatkan simpati dari loyal audience..!!
Contoh lain saya dapati ketika melintasi daerah Sragen, di mana ada radio suara QUR’AN, yang tentunya cocok sekali untuk mengiklankan segala macam produk yang berhubungan dengan agama: perlengkapan haji, baju muslim, makanan halal, kosmetik musilmah dll. Lalu, ada lagi SUARA MATESIH yang melakukan siaran dengan menggunakan bahasa Jawa Inggil yang mulai langka. Sungguh suatu niche market yang akan sangat efektif untuk suatu brand yang memiliki sasaran yang sama!
Kekuatan radio sebagai suatu media komunikasi tidak terbantahkan lagi, meskipun semakin banyak siaran TV, majalah serta internet. Masalahnya hanya, para pelaku bisnis komunikasi di agency seringkali kurang bisa memanfaatkan medium ini secara cerdas!
Selasa, Mei 12, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar