Postingan ini menjawab pertanyaan dan permintaan Harian (nama bener ngga ni?) pada tgl. 27 Maret 2008 di shout box, yang pengen mendapat peluang agar bisa menjadi copywriter freelance.
Kebetulan, saya pernah menjadi freelance copywriter selama kurang lebih 4 bulan sebelum akhirnya memutuskan untuk kerja full time (lagi). Bukan apa-apa, chemistry saya udah terlanjur jadi ‘pekerja harian’ yang tiap hari rajin melongok ke kantor and chit-chat plus hang out sama temen-temen. Jadi kalo freelancer rasanya ada yang ‘hilang’. Meski sebenarnya, menjadi freelancer memiliki banyak keuntungan: waktu bebas, hasil lumayan, kerja lebih efektif. Pengalaman saya, semasa menjadi freelancer malah menghasilkan lebih banyak dibanding gaji saya sebagai CD. Halah..! Cuma ya itu, harus rajin nagih juga… (which di bagian ini saya lemah, suka males).
OK. Kebanyakan agency yang udah settled sih ogah mempekerjakan freelancer. Kenapa? Karena mereka udah mampu membayar orang-orang berkualitas, pekerjaan udah banyak dan kontinyu, sehingga ‘the show must go on’. Apalagi, bekerja di agency adalah kerja tim, sehingga akan lebih baik kalau copywriternya bisa menjadi anggota tim yang kompak dengan art director dan account executive-nya. Freelancer tidak bisa memenuhi harapan itu (ya.. relative lebih sulit lah!). KECUALI: ada overload pekerjaan yang super duper top urgent! Maka CD akan berusaha mencari freelancer.
Nah, criteria freelancer yang dia cari biasanya:
1. udah pengalaman memegang account sejenis (kategori produk sejenis) sehingga udah ngerti ‘aura’ dan ‘bahasa’ kategori produk tsb.
2. lebih baik kalau udah ada rekomendasi dari orang yang dia kenal : anggota tim kreatif, maupun pergaulan social dia di periklanan
3. potofolio-nya meyakinkan
4. chemistry-nya masuk dgn tim dan CD-nya
5. attitude-nya udah dikenal baik, ngga bermasalah (ngga tiba-tiba ilang pas mo deadline, misalnya!)
Nah, kalo di agency kecil gimana? Kemungkinan, merekalah yang bakal lebih banyak membutuhkan tenaga freelancer. Kemungkinan, mereka belum mampu membayar pegawai tetap, atau hanya sedikit pegawai tetapnya. Sehingga ketika lagi overloaded, ya solusinya cari freelancer. Kriterianya? Kurang lebih sama, tapi mungkin ditambah satu lagi: harga!
So, pengalaman itu penting ya?
Sama pentingnya dengan memiliki relasi dan kenalan dari dunia periklanan, sama pentingnya dengan portofolio yang bagus! Halah. Lantas gimana donks buat mereka yang belum pengalaman tapi mo jadi freelancer…?
Tips saya: bikin dulu potofolio ‘jadi-jadian’. Buatlah iklan tentang sesuatu yang menarik hatimu. Iklan layanan masyarakat pun boleh… yang penting kan bisa ‘unjuk gigi’ toh..?
Tips lain: joint ke freelancer.com
Belajar tak jemu, temans !
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Sakalangkong, thank you, makasih, hatur nuhun, matur nuwun, kamsiah, syukron wa jazakillah khoir... udah dibikinin artikel CWF. Ini artikel pertama dari ... artikel yah? :D .
--- Tips saya: bikin dulu portofolio ‘jadi-jadian’. ---
>>> Baik bu guru...
Harian Sa
(ini nama 'jadi-jadian' alias nama pena. wah klo pake nama n portofolio jadi2an apa gajinya bisa beneran ya?)
Posting Komentar