Postingan ini untuk Arie, yang katanya pernah gagal dalam i-view (lihat shout box):
Tanda tanya besar, kecewa, penasaran.. mungkin itulah yang dirasakan ketika seseorang gagal menghadapi interview. Padahal, udah capek-capek bikin surat lamaran yang unik, portofolio yang impresif, eh; tinggal interview malah gagal! What’s wrong with me???!! Mungkin begitulah gerutuan yang ada di dalam hati.
“Ah, bego aja tuh perusahaan ngga ngambil gue! Rugi sendiri!”
Bungkin begitu suara hati defensive yang muncul, ketika ia sudah yakin dirinya berkualitas.
Nah, sebenarnya kenapa sih seseorang gagal dalam interview? Apa memang karena ia tidak cukup bagus? Atau karena minta gajinya terlalu tinggi?
Pada dasarnya, seorang pewawancara (orang yang lagi cari pegawai tambahan) mempertimbangkan beberapa factor ketika melakukan seleksi penerimaan pegawai. Point-point itu antara lain:
1. kapabilitas dan kualitas calon: apakah kemampuanya sesuai dengan yang dibutuhkan? Kalau over atau under expectation, bakal disingkirkan. Kok bisa sih, over expectation malah gagal? Ya iya lah… saya pernah cari senior AD tapi yang ngelamar malah group head dan bahkan ada juga creative director di agency kecil. Saya ngga enak, dan takut juga, kalau-kalau tempat saya hanya dia jadikan ‘batu loncatan’ sampai dia menemukan pekerjaan yang sesuai dengan kapasitasnya.
2. attitude si calon: apakah dia datang tepat waktu? Apakah dia menelpon ketika telat? Apakah ia memiliki referensi tentang attitude yang baik dari rekan kerja dan boss sebelumnya?
3. personality-nya: apakah kira-kira dia bisa cocok dengan the current team member? Apakah dia bisa memberi ‘kehidupan’ baru bagi tim, karena personalitynya yang ceria/pendiam/kritis dll.?
4. chemistry: apakah chemistry-nya masuk dengan boss? Hal ini adalah purely feeling!
5. gaji: apakah ia meminta gaji yang sesuai dengan kapasitasnya?
Nah, jadi, banyak factor ya mengapa seseorang itu tidak lolos dalam sesi interview? Karenanya, jangan kecil hati ketika anda gagal. Sebab kemungkinanya memang banyak. Akan lebih baik bila anda tahu mengapa anda gagal. Coba kirim email ke pewawancara anda, tanyakan mengapa. Siapa tahu hal itu bisa membuat anda menjadi pribadi yang lebih mawas diri..?
Selamat belajar!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Hohohoho....dibahas yah, "kegagalan" yang aku alami pas interpiu :D.
Btw, mo nanya lagi niy, mbak. Adakah kata terlambat apabila aku pengen jadi copywriter saat ini. Aku dah kepala 3 niy umurnya, dan lebih berpengalaman berkarir di dunia penerbitan buku & massa.
Posting Komentar